Filosofi Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan yang dikenal dengan Pratap Triloka terdiri dari ing
ngarso sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Filosofi ini
memiliki kaitan
dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang menerapkan Pratap Triloka akan berusaha
menjadi teladan yang baik bagi anak buahnya, membangun semangat tim, dan
memberikan dorongan sesuai kebutuhan yang membuat tim semakin maju.
Selain
kemauan menjadikan Pratap Triloka sebagai gaya hidup, nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang Pemimpin, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang digunakannya dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai ini dibentuk sejak kecil dalam keluarga,
masyarakat, dan pendidikan yang dilalui. Demikian lamanya nilai-nilai itu
ditanamkan, banyak orang kemudian memandang perlakuan dan kebiasaan yang pernah
didapatkan sebagai sebuah kebenaran. Akibatnya, dalam memutuskan sesuatu ia
bercermin kepada nilai-nilai yang ada dalam dirinya. Tidak masalah saat
nilai-nilai yang dianut seseorang itu sesuai dengan norma dan aturan di
masyarakat. Bila terjadi sebaliknya, maka ada banyak friksi yang mungkin
timbul.
Hal-hal
di atas pernah saya pelajari saat masih mengajar di Yayasan Tamansiswa, namun
terasa lebih sebagai teori dan filosofi tingkat tinggi yang tidak membumi.
Alhamdulillah.
Tiba juga di modul 3 bagian pertama alias 3.1. Modul ini mengajak CGP mengkaji
tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin. Selain
materi, dalam modul ini CGP diajak mengkaji beberapa kasus sebagai bahan
mengukur sejauh mana pemahaman atas materi yang telah dipelajari. Selain itu,
ada tugas dimana CGP mewawancara beberapa Kepala Sekolah terkait bagaimana seorang
pemimpin mengambil keputusan, tantangan, serta pendukungnya. Nah, di sini saya
menemukan koneksi antara teori Ketamansiswaan dengan kegiatan belajar di
sekolah maupun dalam kehidupan dalam peran diri sebagai pendidik.
Tidak
ada hal instan bila berhubungan dengan pengembangan diri. Demikian halnya
dengan keterampilan seseorang sebagai pemimpin, termasuk Kepala Sekolah. Pendidikan
yang merupakan proses menuntun anak agar mencapai kondisi well being haruslah menjadi tujuan akhir dari segala jenis
keputusan yang diambil di sekolah. Kasus-kasus yang timbul di sekolah bisa jadi
merupakan pertentangan antara benar dengan salah atau benar dengan benar. Pemimpin
yang baik berani mengatakan sesuatu yang benar itu benar dan yang salah memang
salah. Namun dalam pelaksanaan di lapangan, sikap tegas itu harus dibarengi
dengan kebijaksanaan, sebab seringkali setiap keputusan berimbas kepada siswa,
rekan kerja, lembaga, bahkan diri Pemimpin sendiri dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Akan lebih baik bila sebuah keputusan bisa menjadi solusi
menang-menang bagi dua kepentingan yang berseberangan.
Materi-materi
dalam modul ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru bagi CGP, namun juga
membuat CGP mengkaji ulang terkait bagaimana menyikapi sebuah kasus. Kasus yang
pernah terjadi mungkin telah ditangani dengan keputusan yang benar, namun bila
ada solusi yang lebih baik, semoga bila kelak di masa depan timbul kasus serupa
akan dapat disikapi dengan lebih baik lagi. Tidak kalah penting, baik sebagai
individu maupun Pemimpin, seseorang haruslah memiliki sikap dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kebajikan. Amanah sebagai pemimpin akan dipertanggungjawabkan
tidak hanya di dunia, tetapi juga kelak setelah meninggal dunia. Keputusan yang
diambil saat ini bisa saja menjadi dasar bagai berbagai keputusan di masa depan
sehingga baik atau buruknya dapat berimbas panjang dan luas. Oleh karena itu,
sangat penting mempertimbangkan dengan matang agar lembaga tetap kuat dan
berumur panjang, menghasilkan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman bagi perkembangan semua orang menuju lingkungan belajar yang maju.
Pengambilan keputusan ternyata juga berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan)
yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran,
terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah diambil. Coaching yang baik tidak menghakimi seseorang, namun malah membantu
menemukan kelebihan diri dan menggali alternatif solusi sebuah masalah dari coachee itu sendiri. Dalam pengambilan
keputusan, proses coaching dapat
membantu coachee dalam mengkaji apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif? Bilakah keputusan yang diambil itu masih menyisakan
pertanyaan-pertanyaan
dalam diri atas pengambilan keputusan tersebut?
Saat
guru menghadapi masalah dilema etika, kemampuannya dalam mengelola dan menyadari aspek
sosial emosional akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan
khususnya masalah dilema etika. Guru yang
mampu mengelola dan menyadari aspek sosial emosional lawan bicara atau dirinya
sendiri akan lebih mampu menempatkan diri dan menimbang solusi sebuah kasus
dari berbagai sudut pandang.
Di
kelas, guru seringkali harus mengambil keputusan terkait pembelajaran agar bisa
memerdekakan murid serta dapat memfasilitasi potensi murid yang bisa jadi
berbeda-beda. Guru dapat mempertimbangkan berbagai factor pendukung dan
tantangan untuk mengambil keputusan terkait pelajaran di kelasnya. Bagaimanapun,
yang berhadapan langsung dengan murid adalah guru. Guru mengenal kebutuhan
murid dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya dengan
keputusan yang tepat terkait pembelajaran. Terkadang, bisa jadi keputusan
terkait pembelajaran ini belum tepat atau masih membutuhkan perbaikan di
sana-sini. Tidak masalah karena memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Guru
bisa terus belajar dan memperbaiki diri serta kualitas pembelajarannya. Jam terbang
akan memberi guru banyak pengalaman dan pelajaran, sehingga diharapkan dengan pengembangan
diri terus menerus, guru akan semakin baik dari waktu ke waktu.
Saya
akan menutup tulisan hari ini dengan sebuah quote:
“Mengajarkan
anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik”(Teaching kids to count is
fine but teaching them what counts is best). ~Bob Talbert
Tulisan ini adalah duplikasi dari blog saya yang lain: http://www.agustinadewi.com/2023/04/yu-menggali-lebih-dalam-tentang.html