Bulan April sudah berlalu. Salah satu tanda jelas bahwa musim pengenalan sekolah sudah tiba. Sebut saja sebagai musim Promosi.
Ada berbagai metode yang digunakan sekolah untuk mempromosikan kampusnya.
Metode standar adalah bagi-bagi brosur berisi visi misi sekolah, alamat, gambar piala dan kegiatan sekolah.
Ada yang sedikit nyleneh karena memasukkan unsur pelajaran sekolah dalam brosur itu. Akibatnya brosur jadi seperti buku. Memang agak nekad dan butuh biaya cukup banyak. Tetapi terbukti bahwa cara ini cukup efektif. Minimal, buku itu berguna bagi anak-anak yang menerima, dalam mempersiapkan ujian :)
Metode standar kedua adalah meminta waktu khusus ke sekolah yang dituju untuk melakukan presentasi kepada siswa yang akan lulus secara langsung. Metode ini butuh banyak waktu dan personil. Terlebih jika sekolah-sekolah target kompak memberi waktu yang bersamaan. Selamat pusing dan mobile, pokoknya.
Ada lagi yang mengadakan karnaval khusus sekolah. Seru memang. Menarik perhatian massa. Tetapi bisa dibayangkan besarnya biaya, mulai kostum, konsumsi, make up sampai transportasi. Tetapi memang ada sekolah yang melakukan hal ini.
Ada yang lebih kreatif, dengan mengadakan pameran dan lomba-lomba. Promosi jadi terlihat benar-benar digarap serius. Kalau yang ini, saya belum lihat hasilnya. Jadi belum bisa cerita sekarang. :p
Yang jelas, apapun metode yang digunakan, sebaiknya bermainlah secara fair. Hindari metode promosi yang langsung nembak calon siswa, memberikan formulir yang harus diisi saat itu juga. Hal ini dilakukan sambil menyodorkan seragam baru, bahkan tak jarang lengkap dengan buku. Sekolah yang kebanyakan dana memang bisa melakukan ini, tetapi jadi tidak fair dong. Terutama bagi sekolah lain yang sedang kekurangan dana. Fair play, please.
Selasa, 30 April 2013
Rabu, 03 April 2013
Tantangan
Ini bukan sesi curhat. Tetapi
berbagi tentang sebuah tantangan.
Bukan satu dua teman, baik guru
maupun profesi lain yang berkata: "Saya punya banyak ide. Saya ingin
menulis buku. Tetapi saya tidak punya cukup waktu."
Dulu, saya pikir itu hanya sebuah
alasan klasik, mengada-ada, tanda kemalasan dan sebagainya.
Setelah benar-benar menjadi ibu
rumah tangga sekaligus guru, tentor dan penyuka handycrafts, saya punya cerita
yang berbeda.
Sungguh, saya dulu juga
mengeluarkan alasan yang sama sebagai penghambat menghasilkan tulisan. Tetapi
saya bersyukur bertemu teman-teman yang penuh inspirasi dan tidak pernah jenuh
memotivasi saya. Saya berlindung kepada Allah dari sifat sombong. Saya hanya
ingin berbagi melalui tulisan ini.
Sebagai ibu rumah tangga, saya
mengasuh dua putri yang sedang aktif-aktifnya. Sebagai guru, saya mengajar di
dua sekolah. Yang satu resminya 12 jam dan Kepala Perpustakaan, yang lain 26
jam dan staf Humas - BKK. Kalau ditotal, saya punya sekitar 50 jam kerja. Kalau
dibagi 6 hari kerja, seharinya saya di sekolah selama 8 jam. Akibatnya, sebagai
tentor saya hanya berani mengalokasikan waktu 2 jam seminggu untuk LBB, dan 10
jam untuk privat.
Dengan segala aktifitas itu, saya
merasa tertantang untuk belajar mengalokasikan waktu satu jam saja untuk
menulis. Saya tidak mematok 1 jam itu harus di depan laptop. Kadang saya
melakukan aktifitas penyusunan ide, tema atau alur sambil mencuci baju. Kadang
sambil menunggu waktu masuk kelas, saya buka laptop dan menulis. Ke mana-mana
saya terbiasa membawa buku catatan. Bagaimanapun, mencatat manual masih lebih
praktis dan hemat energi daripada menggunakan gadget. sambil menunggu anak-anak
selesai mengaji di TPQ, saya berusaha memanfaatkan waktu untuk membaca.
Aktifitas ini saya hentikan jika ada teman sesama wali santri mengajak ngobrol.
Saya melakukannya lagi jika obrolan beralih ke rerasan. Saya sudah kebal dengan
godaan beliau-beliau bahwa saya belajar kok tidak selesai-selesai. :)
Semua saya lakukan karena saya
merasa saya masih harus banyak belajar. Saya masih harus meningkatkan kemampuan
saya. Butuh berbulan-bulan melawan berbagai alasan tadi. Tetapi setelah
terbiasa, ternyata ada banyak celah untuk menghadapi semua tantangan tadi.
Jadi, teman. Jangan banyak alasan, deh. Mulai menulis, sekarang juga. Menulis
itu tidak hanya ketak-ketik di lappy. Tetapi termasuk juga berimajinasi,
menemukan ide, menangkap sinyal alam yang bakal menjadi inspirasi kita.
Jika sudah menemukan inspirasi, segara cari pensil dan kertas, tuliskan. Mulai
sekarang juga.
Good luck!
Langganan:
Postingan (Atom)