(Cerpen ini pernah dimuat di tabloid Suara Pendidikan disertai hasil wawancara sebagai nara sumber penggunaan dongeng untuk pendidikan karakter anak)
Bobo
adalah seekor kutu yang tinggal di perpustakaan keluarga tikus. Meskipun ia
adalah seekor kutu, ia tidak memakan lembaran-lembaran kertas pada buku, yang
mengakibatkan buku itu rusak. Bobo malah merawat semua buku dengan sangat baik.
Sehingga semua orang dapat mengambil ilmu dari buku-buku itu. Keluarga tikus
sangat sayang padanya. Mereka menyebut Bobo si Kutu Buku.
Saat
liburan, keluarga tikus pergi ke luar kota selama dua hari. Bobo sendirian di
rumah itu. Ia menjaga kebersihan dan kerapihan rumah itu. Bobo juga berusaha
agar rumah itu aman dari gangguan.
Pada
hari pertama liburan, teman-teman Bobo menelepon. Mereka akan datang
berkunjung. Jumlah mereka sangat banyak, sehingga Bobo harus menyediakan banyak
sekali makanan dan tempat yang luas. Ternyata, tempat paling luas di rumah itu
adalah perpustakaan. Maka, mereka berkumpul di perpustakaan, dengan syarat
tidak boleh berantakan saat makan. Teman-teman Bobo menyanggupi syarat itu.
Mereka asyik mengobrol sambil makan kue-kue lezat buatan Bobo. Ketika melihat
buku-buku yang rapi, maka mereka merasa tertarik untuk mengambil buku dan
memakan lembaran kertasnya. Bobo menjadi marah.
“Kalian
sudah berjanji untuk bersikap baik di sini. Jika kalian tidak mau bersikap
baik, maka sebaiknya pertemuan kita ini selesai. Kalian boleh pulang. Terima
kasih sudah menengokku.” Kata Bobo. Teman-temannya berdiskusi untuk
membicarakan hal itu. Akhirnya, mereka mengerti dan meminta maaf. Pertemuan itu
berlanjut dengan menyenangkan.
Pada
hari kedua, Bobo mendengar bel pintu dibunyikan.
“Kriiingg”
Saat
pintu dibuka, ternyata tidak ada siapapun. Bobo merasa heran. Jadi ia keluar
untuk melihat halaman dan sekitar rumah. Saat itu, sekelompok tikus liar masuk
rumah. Mereka langsung menuju ke perpustakaan. Mengetahui hal itu, Bobo
langsung masuk rumah dan berusaha sekuat tenaga menyerang tikus-tikus itu.
Meskipun ukuran tubuhnya jauh lebih kecil, tetapi Bobo menggunakan
bermacam-macam alat bantu. Ia gunakan ketapel untuk menembakkan butir-butir
kacang hijau ke kepala tikus-tikus itu. Mereka menjadi pusing. Ia juga memetik
bunga yang baunya busuk, sehingga bisa membuat tikus-tikus itu hampir pingsan. Agar
Bobo tidak ikut pingsan, ia menggunakan masker dan sarung tangan.
Lalu,
Bobo menggunakan penyedot debu super kuat untuk menyedot tikus-tikus itu. Ternyata,
yang ditarik oleh penyedot debu super adalah bulu-bulu pada tubuh tikus itu.
Bobo merasa heran, karena setelah tanpa bulu, kulit tikus itu terbuat dari
kertas. Penyedot debu super terus menyedot tubuh tikus. Maka, kertas pelapis
itu juga tersedot. Akibatnya, tampaklah bahwa tikus liar itu sebenarnya adalah
rangka dari kayu, yang dilapisi kertas dan ditempeli bulu-bulu. Di dalam rangka
kayu itu, teman-teman Bobo sedang menggerakkan tikus tiruan.
Tepat
pada saat itu, keluarga tikus tiba di rumah. Mereka melihat ada yang berusaha
menyerang rumah mereka, tetapi Bobo berhasil mengalahkannya.
“Mulai
sekarang, kamu bukan Bobo si Kutu Buku lagi. Tetapi kami akan memanggilmu Bobo
si Super Kutu.” Kata papa Tikus sambil mengacungkan jempolnya.
~TAMAT~ Karya: Bunda Santi, Alya dan Inung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar