As I promise,
hari ini saya akan menulis tentang pembentukan Dewan Ambalan.
Idealnya sih, Ambalan itu terdiri dari sekitar 40 anak saja. Jadi jika mengacu pada angka ini, maka di sekolah tempat kami beraktivitas, akan terbentuk setidaknya 9 Ambalan kelas X dan 4 ambalan kelas XI. Tetapi dengan kondisi yang ada, satu Ambalan dibentuk dulu yang merupakan gabungan dari kelas X dan XI. Ambalan ini diaktifkan, baru membentuk Ambalan baru bila dianggap perlu.
So, untuk membentuk yang sebiji ini, kami berkumpul pada suatu hari Minggu nan cerah ceria.
Setelah para Pembina juga hadir, mulailah.
Walau satu sekolah, tetapi antara kelas X dan kelas XI, pun dengan Pembina masih ada acara tidak hafal nama. Jadi ice breaker yang kami gunakan adalah perkenalan. Caranya sederhana saja. Setiap yang hadir secara bergiliran dipersilahkan memperkenalkan diri, kemudian ditanggapi oleh yang lain. Boleh ditanyain apa saja. Walau saking pemalunya, banyakan yang ditanyakan adalah alamat rumah dan status pacar. Halah.
Next setelah itu baru adik-adik penegak dilepas untuk membicarakan sendiri kepengurusan Ambalan, nama Ambalan, sandi Ambalan, Semboyan, Logo sampai Pusaka Ambalan dan hal-hal lain yang menjadi ciri khas Ambalan. Yang ini, setiap Ambalan pasti akan punya cara dan metode masing-masing. Jadi saya ceritakan garis besarnya saja.
Metode yang kami gunakan adalah musyawarah mufakat, dilengkapi dengan corat-coret di white board. Jadi setiap ada ide, langsung dituang di white board. Nanti selesai pertemuan, dokumentasi kita berupa foto white board. Praktis dan kekinian. Begitulah.
Tidak mudah, sebab sekitar 30 kepala anak muda yang sedang kaya ide dan semangat harus disatukan. Syukurlah semua berakhir manis.
Selesai dengan semua itu, kami akhiri rapat DA.
Next, kami menjadwalkan untuk pelantikan Bantara dan Dewan Ambalan. Tetapi karena yang ini belum dilaksanakan, sebaiknya tunggu tulisan saya berikutnya yak.
Satyaku kudarmakan. Darmaku kubaktikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar