MY NOVEMBER WISH COME
TRUE
(catatan hari
pertama, 10 Desember 2013)
Akhir Oktober
2013, saat mampir ke Toga Mas Malang untuk mendaftarkan junior lomba, saya
sekilas mengintip display buku baru. Salah satu buku yang menarik perhatian
saya adalah yang berjudul “Guardian Angel, Romantika Membangun Sekolahnya
Manusia”. Bukunya cukup tebal, tetapi ukurannya pocket. Karena memuat frasa
sekolahnya manusia, saya berpikir jangan-jangan buku ini adalah sekuel dari
buku Sekolahnya Manusia dari Munif Chatib. Saya segera mengintip isi buku
melalui salah satu buku yang memang disediakan sebagai sampel.
Ternyata saya
tidak salah, walau tidak juga sepenuhnya benar. Karena tulisan Munif Chatib
dalam buku itu tidak lebih dari lima halaman. Selebihnya adalah tulisan
orang-orang yang sama sekali tidak saya kenal, tetapi semua dalam misi yang
sama. Yaitu menebarkan semangat membangun sekolahnya manusia. Tentu dengan
pengalaman riil mereka menerapkan prinsip Multiple Intelligences, lengkap
dengan plus minus dan solusinya.
Pas. Ini buku yang tengah saya cari. Saat itu saya
telah rampung membaca buku sekolahnya manusia, tetapi terbentur di lapangan. Saya
merasa masih ada yang kurang dalam diri saya, secara pengetahuan maupun
praktikal. Buku itu dapat menjawab sebagian pertanyaan saya.
Lalu saya luangkan waktu beberapa jam sehari
selama sekitar tiga hari untuk membaca buku itu. Bukannya membosankan, malah
semakin menarik. Beberapa kali saya harus mengangguk-angguk, geleng kepala atau
malah menitikkan air mata. Pada
salah satu halaman bahkan saya menemukan nama Rama Aditya disebutkan sebagai
salah satu pengisi acara di Jakarta. Kebetulan saat itu saya baru saja berteman
dengan Ramaditya, seorang dosen LP3I Jakarta, blogger, penulis online dan
tengah menanti launching novelnya.
Saya bertanya pada Ramaditya apakah benar dia yang
ditulis dalam buku itu. Ternyata benar. Saya kemudian tanyakan pula seperti apa
pelatihannya. Bagi saya materi inti pelatihan itu saja sudah menarik. Tetapi
testimoni dari orang yang pernah berada di forum itu tidak boleh saya lewatkan.
Ramaditya memberi support sehingga saya yakin untuk membuat November
Wish.
Setelah itu,
saya kirim email kepada bapak Munif Chatib. Beberapa hari kemudian email itu
dibalas dengan sebuah proposal kegiatan dan formulir pendaftaran. Saya simpan
dulu formulir itu, yang segera saya unduh adalah proposalnya. Pertama saya
tunjukkan proposal itu pada suami. Seperti biasa, dia adalah pendukung utama
saya. Dia tidak pernah melarang mengikuti sebuah pelatihan, bahkan siap dengan
support apapun yang saya butuhkan.
Lolos dengan
ijin suami, saya kirimkan proposal itu pada staf kurikulum. Dengan respon cepat
pula dia mendukung saya. Dia akan langsung teruskan pada kepala kurikulum. Esok
harinya, beliau juga dengan mudah saya temui dan mendukung. Bahkan bersedia
mengusahakan support dana bila saya perlukan. Saya menolak dana itu untuk
sementara, karena saat itu sedang dalam proyek penulisan yang hasilnya lumayan.
Hari berikutnya saya menghadap kepala sekolah untuk mengajukan ijin untuk
mengikuti kegiatan itu.
Syukurlah, Kepala Sekolah juga mendukung. Apalagi
sejak awal saya mengatakan saya berangkat sebagai pribadi, tidak sebagai utusan
lembaga manapun. Kepala sekolah memberi ijin, sekaligus meminta agar sebelum
berangkat, saya selesaikan semua tugas dan sekembali dari pelatihan agar mau
berbagi ilmu dengan rekan-rekan yang lain. Saya sanggupi hal itu.
Maka dengan
mantab saya kirimkan formulir pendaftaran pada panitia Guardian Angel. Hari itu
juga saya mendapat kiriman email dari panitia GA, yang isinya tulisan bapak
Munif Chatib. Salah satu point penting yang saya ambil adalah “Sudah banyak
contoh yang mana rizki seorang guru tiba-tiba diguyur oleh Allah SWT dari pintu
yang tidak terduga, atau dari akibat guru tersebut terus menerus belajar”.
Allah memang
Maha Penyayang. Allah menjawab November wish saya dengan sebuah panggilan dari
Dinas Pendidikan Kota Batu bahwa saya adalah salah satu penerima insentif GTT
(Guru Tidak Tetap). Dana itu turun tepat satu minggu sebelum jadwal perkuliahan
GA. Alhamdulillah. Terima kasih, ya Allah.
Ketika berdiri
di depan kelas GA dan juga Bapak Munif Chatib untuk memperkenalkan diri, di
awal saya katakan bahwa berada di ruangan itu adalah sebuah November wish yang comes true. Saya bersyukur sekali mendapatkan kesempatan ini.
Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat kepada orang-orang yang senantiasa
memberi saya support untuk terus maju. Juga mereka-mereka yang dari hati ingin
memajukan pendidikan Indonesia agar Indonesia lebih baik.