Ceritanya, kedua bidadari saya meminta kegiatan tambahan (baca: kegiatan luar rumah). Saya membaca gejala ini sebagai: mereka ingin menambah wawasan dan wilayah pergaulan. Syukurlah, tiba juga saatnya.
So, mulailah perburuan. Kami memulai dengan sebuah lembaga bimbingan matematika. Tetapi setelah dipikir-pikir, nanti di sekolah juga dapat matematika. Masa ikut kegiatan ekstrakurikuler juga matematika. Nggak jadi deh.
Kami mulai melirik kegiatan fisik. Ada banyak alternatif. Setelah menimbang, menyaksikan dan uji ketertarikan, pilihan jatuh pada Aikido.
Sore itu, kami menyengaja mengunjungi Eiki Dojo, nama tempat latihan Aikido di kota kami. Saat itu sudah lewat Isya, jadi yang sedang digelar adalah kelas dewasa. Mereka sedang berlatih menggunakan tongkat kayu. Gerakan dan aura fun yang mengisi dojo membuat kedua bidadari betah menunggu. Kami terus menonton sampai break. Saat itulah pelatihnya mendatangi kami dan menyapa:
"Selamat malam. Bisa dibantu?"
Nah, satu nilai positif sudah saya pegang. Maka mengalirlah obrolan singkat bahwa kedua bidadari saya ingin ikut, tetapi kabar yang kami terima, peserta minimal berumur 10 tahun. Eh, ternyata Sensei Erik yang menerima kami mengijinkan kedua bidadari saya yang baru 6 dan 8 tahun ikut, tetapi di Kids Class.
Kedua bidadari senang sekali. Maka kami pamit pulang.
Sambil berjalan, mereka asyik mengobrolkan latihan yang akan mereka ikuti minggu berikutnya.
Latihan pertama, mereka nampak menikmati. Saya sendiri menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama beberapa senior. Dari mereka saya tahu bahwa Kids Class Aikido bukan untuk fight, tetapi melatih fisik anak agar kuat, mereka gembira tetapi tetap bisa membela diri. Jadi latihannya ya seperti orang bermain begitu. Permainannya masih seputar aktifitas fisik Aikido juga. Contohnya Sikko Soccer, ini adalah sepak bola, tetapi dilakukan dalam posisi sikko (berjalan jongkok). Ada juga ular tangga. Peraturannya persis seperti ular tangga, tetapi untuk berpindah menggunakan gerakan sikko dan Ukemi (berguling ke depan).
Saya sih, selagi kedua bidadari fun, mereka tambah sehat dan disiplin, go on saja. Bahkan kebiasaan baik seperti cara naruh sandal di depan pintu, itu mereka bawa ke lingkungannya yang lain.
Satu golden moment yang lain, ketika suatu hari break latihan, si kakak menunjuk seragam Sensei Erik sambil bertanya: "Suatu saat aku bisa pakai celana seperti itu?"
"Tentu saja. Jadi tekunlah berlatih, ya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar