Merancang vertical
garden, sudah. Membuat wadah dan media, sudah. Menanam biji, sudah.
Menemukan alasan bertanam organik, sudah. Saatnya mengamati benih yang telah
ditanam.
Benih yang telah ditanam sebaiknya disiram dengan
menggunakan sprayer lembut. Ini sesuai petunjuk pada beberapa buku. Tidak ada
alasan spesifik disebutkan, tetapi menurut saya, hal ini untuk mengurangi
kemungkinan benih hanyut akibat kebanjiran siraman. J Kebayang dong nasib biji sawi
yang bulat, dengan diameter tidak lebih dari 1 mm, atau lebih kecil lagi biji
kemangi dan biji bayam bila mereka digelontor dengan air.
Sawi, gambas dan bayam, tidak sampai dua minggu sejak
ditanam sudah mulai bertunas. Biji cabe, bertunasnya tergantung lokasi. Di
media yang rajin kena air, dengan cepat ia bertunas dan mulai berdaun. Saya
sempat ragu dengan benih sawi yang saya tanam. Dua helai daun pertama sama
sekali tidak mirip daun sawi. Karena menurut buku, sawi baru siap menjadi bibit
setelah tumbuh empat daun, maka saya bersabar dulu. Daun ketiga yang kemudian
muncul baru mirip dengan sawi. Barulah saya lega. Saya tidak salah benih. J
Dua minggu kemudian, daun keempat sudah menyusul. Media
tempat biji sawi tumbuh nampak mulai sesak. Menurut guru olahraga kami, ini
saatnya memindahkan. Atau menurut istilah yang saya pelajari di Pramuka Saka
Wanabakti, ini disebut penjarangan. Yaitu pengurangan populasi agar
pertumbuhannya lebih maksimal. Penjarangan hanya dapat kami lakukan pada sawi,
cabe dan gambas. Ini karena benih yang lain tumbuh kurang sehat, nampaknya.
Penjarangan kami lakukan dengan memindahkan anggota populasi
ke media baru. Kami menggunakan wadah polybag dengan diameter sekitar 20 cm dan
tinggi sekitar 30 cm. Media yang digunakan masih campuran sekam bakar, tanah
dan pupuk kompos organik yang telah matang dengan rasio 1 : 1 : 1. Harga polybag
memang tidak terlalu mahal. Setiap kilogram untuk ukuran di atas dapat
diperoleh dengan harga Rp 25.000,00 yang isinya bisa 100 kantong. Nah, yang
terasa berat justru mengisinya dengan campuran media. Terlebih, tanah bebas di
sekitar kami tidak banyak. Sebagian besar sudah diisi tanaman hias dan
pepohonan atau sudah dilapisi paving. Selain polybag, kami juga memanfaatkan
bekas kemasan minyak goreng isi ulang. Bentuknya kan sudah mirip polybag.
Voilla, berderetlah sawi, gambas dan cabe dalam wadah hitam atau kuning di
bawah vertical garden.
Dalam media yang baru, tentu saja setiap individu tidak lagi
berebut nutrisi dan tumbuh kerdil. Dibantu sinar matahari dan air yang cukup,
jumlah daunnya terus bertambah. Tingginya melesat. Sulur-sulur gambas mulai
membelit ke sana kemari mencari pegangan. Semoga terus demikian. Semata agar
mereka sempurnya menjalani tugasnya.
Mengamati pertumbuhan tanaman itu setiap pagi, rasanya
menenangkan sekali. Ini sangat mirip dengan saat-saat yang saya lewatkan untuk
mengamati pertumbuhan dan pertumbuhan kedua buah hati saya dan anak-anak di
sekolah. Teruslah tumbuh. Semoga menjadi makhluk hidup yang kuat, besar dan
bermanfaat, sesuai tugas kehidupan yang diemban dari Sang Khalik.
Apa masalah berikutnya? Lihat besok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar