Salah satu program utama saya adalah mewujudkan sebuah Vertical Garden. Mengapa Garden? Karena sekolah kami sendiri
membawa nama versi Indonesia dari Garden.
Mengapa Vertical? Karena taman yang biasa sudah ada. Itupun sudah menjadi
tanggung jawab bapak Pramubakti. Mengapa Vertical
Garden? Karena saya anti mainstream :D. Selain itu, bersama guru Pendidikan
Lingkungan Hidup dan guru Olahraga, kami ingin anak-anak tahu memanfaatkan
barang bekas dan sekaligus mengenal cara hidup sehat dengan konsumsi sayuran
organik. Dan kebetulan sekali, semester itu juga turun semacam anjuran dari
Pemerintah Kota melalui Dinas Lingkungan Hidup agar setiap sekolah memiliki
taman yang memuat sistem pertanian organik. Jadi ‘pas’ sekali.
Maka dengan dukungan dana dari Pemerintah Kota melalui
bendahara, ide pemakaian rangka besi dari Kepala Sekolah dan eksekusi oleh
bapak Pramubakti, diwujudkanlah sebuah Vertical
Garden. Sederhana saja. Hanya menghubungkan dua buah tiang beranda dengan
batang-batang besi berdiameter 0,5 cm. Nantinya, pada batang-batang itu
digantung botol-botol plastik bekas yang diisi dengan media tanam.
Nah, ternyata Vertical
Garden tidak sesederhana itu. Mengapa? Ketemu lagi di edisi berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar