Vertical garden
kami mulai nampak hijau. Tanaman sawi mulai terlihat akan bisa dinikmati dalam
sajian mie beberapa saat lagi. Kuncup bunga ungu mungil di tengah dedaun Velces
mulai muncul. Sulur-sulur gambas mencari wilayah yang lebih luas. Kacang hijau tegak
setinggi jengkal. Cabe dan kacang panjang nampak segar.
Pujian mulai diberikan. Bahkan dukungan berupa sumbangan
tanaman hias mulai berdatangan. Saat pengawas datang, tentu bisa langsung
melihat perubahan wajah sekolah. Apalagi sering terlihat di pagi hari anak-anak
bergantian menyiram satu demi satu tanaman (berikut teman yang lokasinya
terdekat) dengan sprayer. Itu
pemandangan yang indah. Sarapan pagi paling menyegarkan he he he.
Beberapa orang memberikan saran agar memunculkan vertical garden kedua di tempat yang
memungkinkan. Saya bersyukur upaya ini diapresiasi. Tetapi jujur saja, menjaga
kelangsungan satu vertical garden
saja mengharuskan piket pagi enam hari seminggu. Dengan kondisi kami masih
belajar dan pelakunya 4L, ya cukup menantang. Jika ingin ada vertical garden kedua, kami harus menemukan cara yang lebih efektif.
Jadi jawaban saya sederhana saja.
“Satu ini dibuat subur dulu, sampai panen. TOGA yang
terselip dapat tumbuh dengan baik dan dapat digunakan. Setelah itu baru
perluasan wilayah.” Sederhana saja.
So, sampailah kini pada persimpangan ketika kesibukan di
luar harus berjalan beriringan dengan kelangsungan hidup vertical garden. Apa yang terjadi? Besok ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar