Keluar sejenak dari masalah responden dan responnya. Saya
mau mengulik tentang penampilan petugas.
Standarnya, SOP kami adalah ketika sensus mengenakan pakaian
yang sopan, bersepatu, lengkap dengan rompi khusus, topi khusus, tas khusus dan
ID khusus. Dalam tas masih dilengkapi dengan pensil, pulpen dan kotak pensil
berlogo SE 2016. Yang tidak berlogo hanya spidol, rautan, dan penghapus. Alas
menulis yang saya gunakan berupa meja dada, khusus saya beli yang warnanya
match: oranye, sesuai warna segala atribut kami.
Lucunya, dalam masa kami baru mulai sensus, sempat beredar
di grup WA yang saya ikuti, tentang adanya manusia-manusia sampah yang
mendatangi rumah dengan kedok SE 2016. Berita ini masih dilengkapi dengan
alasan disebut sampah karena yang bersangkutan melakukan penipuan, pencurian,
bahkan penculikan anak.
Saya tidak tahu siapa yang pertama membuat berita ini. Yang
saya dapati begitu saja beredar di medsos. Ketika saya tanyai orang yang
posting, dia bilang dapatnya dari atasannya yang tentu dia tidak bakal
meragukan kebenarannya.
Ya, tentu sempat dongkol juga. Lah kita ini serius melaksanakan tugas yang bahkan oleh Inda kami
disebut tugas negara. Untuk kepentingan siapa? Mereka-mereka yang posting
berita kayak gitu juga kan.
Syukurlah masalah tersebut segera ditangani. Sebab jika
dibiarkan berlarut-larut dan semua responden menolak dengan alasan khawatir,
tentu program BPS yang satu ini tidak terlaksana.
Solusi yang bisa kami sebagai petugas lapangan lakukan mudah
saja. Petugas beneran datang dengan atribut sesuai SOP. Lengkap dengan surat
tugas yang telah distempel RT, RW, bahkan kepala wilayah setempat. Jikapun yang
ini dipalsu, petugas yang datang sebisa mungkin adalah warga setempat. Jadi
kalau petugas itu macam-macam, tinggal datangi rumahnya. Jitak rame-rame he he
he.
Pelajarannya, kami jadi tertib pakai atribut sesuai SOP.
Kami juga rajin mendatangi RT setempat sebelum mulai sensus. Dan yang pasti,
karena senyum itu SOP, kami jadi rajin senyum. Apalagi kalau berhasil mencapai
target harian.
Lihat senyumku à
J
Masih mau senyum lagi? Next.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar