Selasa, 01 Oktober 2013

SEBUAH MIMPI


Sebenarnya ini bukan kali pertama ada orang yang memimpikan saya meninggal. Sejak SMP, sudah beberapa teman bercerita mereka bermimpi saya meninggal. Bahkan pernah ada senior yang merasa dirinya bisa meramal melalui garis tangan. Ketika melihat garis di telapak tangan kiri saya, beliau langsung meletakkannya kembali. Beliau tidak mengucapkan apa-apa, selain:
”Setelah ini kamu banyak ibadah ya.”
Saat diberi tahu hal ini, saya berusaha mendapat penjelasan. Tetapi dia menolak. Beberapa waktu kemudian saya membaca buku tentang garis tangan. Saya baru tahu kemudian bahwa di telapak tangan saya tidak ada garis usia. Jadi, secara ramalan, seharusnya umur saya pendek.
Pagi ini, yang memimpikan saya meninggal adalah putri kecil saya yang baru berumur 5 tahun. Mimpi melihat saya meninggal karena tertabrak mobil membuatnya gemetaran dan menahan saya terus memeluknya di tempat tidur. Turun dari ranjang, sepanjang pagi dia habiskan waktu dalam gendongan saya.  
Saya akhirnya jadi mikir. Apakah ini tanda bahwa hari-hari terakhir ini kurang saya habiskan dengannya. Saya terlalu sibuk dengan diri saya sendiri dan pekerjaan, sehingga tidak cukup waktu bermain dan berinteraksi dengannya. Sebagai ibu, saya merasa menyesal luar biasa. Saya harus berusaha menata waktu dengan lebih baik agar putri saya puas bersama saya.
Di luar itu, saya tahu pada hakekatnya setiap yang hidup pasti meninggal. Hanya masalah waktu kapan panggilan itu datang. Untuk urusan ini, tidak satupun manusia yang tahu kapan gilirannya.
Saya menuliskan ini untuk mengingatkan diri saya sendiri. Saya harus menjadwal ulang semua kesibukan saya. Saya harus meningkatkan kualitas waktu saya dengan si kecil. Ada begitu banyak hal belum kami eksplorasi. Ada begitu banyak hal yang masih ingin kami lakukan bersama. Semoga sisa waktu yang masih diberikanNya akan menjadi berkah bagi kami semua. Semoga sisa umur kami bermanfaat bagi sesama.
Terlalu sederhana, memang. Tetapi rasanya sangat indah bagi seorang ibu mendapatkan rasa cinta anak-anak dan suaminya.
Siapapun anda yang masih bersama orang-orang yang anda cintai, terutama ibu, bersyukurlah. Karena ketika dia pergi, semua akan sangat berbeda. Mungkin saat itu anda baru sadar betapa berartinya dia. Semoga kita semua tergolong manusia yang pandai bersyukur.