Kamis, 15 Maret 2018

PPDP, Apaan Tuh?

Ceritanya, bulan Juni nanti kami akan memilih pemimpin baru di tingkat provinsi. Mulai ramai membicarakan calonnya? Sudah pasti.
Tetapi di balik kemeriahan Pemilu, ada sisi-sisi Petugas yang bekerja dalam sunyi. Salah satunya disebut Petugas Pemutakhiran Data Pemilu (PPDP).
PPDP bertugas mencocokkan data yang diberikan KPU, menambahkan yang belum masuk, menghilangkan yang sudah tidak ada, dan memperbaiki data-data yang salah.
Di atas kertas, umumnya satu PPDP bertugas untuk satu TPS dengan jumlah pemilih antara 300-500 orang. Di lapangan, jika secara kasar setiap KK terdiri atas dua pemilih dan masing-masing menempati satu rumah, maka seorang PPDP harus mendatangi antara 150 sampai 250 rumah. Pekerjaan berlangsung lancar jika PPDP tidak memiliki tugas di tempat lain dan warga yang didatangi selalu ada di rumah.
Pada kenyataannya, tak jarang PPDP juga bekerja, sehingga baru bisa bergerak sepulang kerja. Mulai bergerak di jam 18.30, artinya hanya punya waktu maksimal 90 menit untuk bekerja dalam jam kunjung sopan. Saat tuan rumah sangat ramah, maka kunjungan juga akan berlangsung lebih lama. Senang sih, dijamu, dapat minum, dapat kue, kadang masih bonus dapat wejangan dan info update kondisi lingkungan. Tetapi waktu juga menjadi kurang maksimal.
Jikapun bisa bekerja saat weekend, waktu untuk keluarga menjadi korban.
Ahh, kenapa sisi negatifnya saja yang dibahas.
Sisi positifnya juga banyak lho.
Seperti saya nih, yang biasanya pulang kerja, langsung sibuk di rumah, jarang berinteraksi dengan tetangga. Jika ditanya pak A rumahnya di mana, bisa jadi saya tidak tahu. Bahkan pak A saja saya belum tentu kenal. Paling parah, saya pernah tidak mengenal bapak Pemimpin Kecamatan yang ternyata tetangga saya.
Saat bertugas menjadi PPDP, saya jadi tahu semua nama dalam daftar saya. Pekerjaan mereka, usianya, kadang dilengkapi dengan berbagai informasi lain. Saya jadi tahu sisi-sisi lain para tetangga, masalahnya, bahkan anak mana yang tinggal di mana. Sekarang, saya berteman dengan pak Camat, bapak anggota DPRD, dan bapak calon Walikota.
Suatu tugas terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita. Tetapi ketika tugas itu untuk kebutuhan bersama, mengapa tidak. Pastilah ada suatu manfaat dari tugas itu, yang mungkin baru bisa dirasakan kelak.