Minggu, 03 Agustus 2014

Kurikulum 1

Hari ini, tepat 1 bulan saya mendapat mandat menjadi bagian kurikulum di sekolah (SMP Tamansiswa Batu). Tentu bukan hal mudah, mengingat pengalaman mengajar saya yang belum 5 tahun dan kurikulum yang juga masih baru. Tetapi perkuliahan GA bersama Bapak Munif Chatib dan tim Next Edu di Surabaya, juga sharing bersama teman-teman seangkatan baik di kelas maupun di dunia maya, sungguh menambah wawasan saya. Setidaknya, meski saya mengajar kelas atas, saya tahu bagaimana Kurikulum 2013, tantangan dan manfaatnya. 
Perombakan penyusunan kurikulum saya lakukan dengan sedikit maksa, terutama pada Kepala Sekolah. Tidak ada alasan khusus selain agar kurikulum itu menjadi karya dan tugas bersama, dan diketahui bersama pula. Di forum itu pula ternyata kami berkesempatan membahas Rencana Kerja - Anggaran Sekolah (RKAS). Dan ternyata dukungan teman-teman cukup bagus. Ide-ide dan saran deras mengalir. Pastinya tidak semua akan terakomodir, tetapi setidaknya kami kan jadi tahu isi berbagai kepala itu bagaimana. Asiknya lagi, di kemudian hari baru saya dapat referensi peraturan dari pemerintah yang menjelaskan bahwa kurikulum dan RKAS itu harus disusun bersama. Nah, klop sudah.
Tantangan berikutnya, tentang MOS. Bersama teman-teman yang bersedia, kami mereka sebuah masa orientasi yang seru-seruan, tidak membosankan, sekaligus tidak menguras tenaga karena terjadi di masa puasa. Maka jadilah MOS yang penuh karya, game leadership, bahkan memfasilitasi terbentuknya kepengurusan OSIS yang baru. Pokoknya, dua kali eventi itu berlaku pepatah sekali kayuh, 2-5 pulau terlampaui.
Setelah 3 hari MOS, kami masuk ke masa Pondok Romadhon. Atas ide anak-anak, PR diakhiri dengan buka puasa bersama orang tua, guru dan peserta didik. Anak-anak sendiri yang menyusun resep takjil, mengerjakan sendiri sampai mengemasnya. Mereka bahkan menyisihkan sebagian untuk dibagikan gratis kepada warga di sekitar sekolah dan orang-orang yang melintas di depan sekolah. Keren banget ide mereka. Kami (guru dan peserta didik) bisa merasakan kebersamaan, beratnya menjadi penyelenggara kegiatan, apalagi waktu bebersih usai acara, sampai kepuasan tak terkira melihat wajah-wajah cerah yang berhasil kami fasilitasi. Saya hanya berharap, pengalaman itu akan membekas di dalam diri mereka, dan membuat mereka tidak pernah lelah menjalin kebersamaan dengan teman dan berbagi dengan sesama.
Satu hal yang kemudian membuat galau, karena sampai masuk masa liburan, buku Kurtilas belum juga tiba. Syukurnya, saya mendapat tugas mengikuti Pelatihan Kurikulum 2013 untuk Matematika. Setidaknya saya tahu beberapa perubahan pada buku yang baru, dibanding buku yang keluar tahun 2013. Selain itu, kemudian kami mendapat file yang boleh dicetak untuk persiapan KBM, sementara buku belum tiba. Memang lelah ngeprint buku untuk 10 mata pelajaran untuk 2 jenjang, yang menghabiskan 2 rim kertas. Tetapi kesiapan teman-teman di tahun ajaran baru lebih penting. Syukurlah malam itu berlalu dan printer tidak ngadat meski kerja non stop hampir 8 jam. 
Besoknya, saya bisa melihat wajah lega beberapa rekan guru yang bisa memegang buku guru dan buku siswa untuk membuat persiapan mengajar. Selamat berjuang, teman-temanku. Mari bersama menjadikan Indonesia lebih baik.