Kamis, 12 Desember 2013


MY NOVEMBER WISH COME TRUE
(catatan hari pertama, 10 Desember 2013)

Akhir Oktober 2013, saat mampir ke Toga Mas Malang untuk mendaftarkan junior lomba, saya sekilas mengintip display buku baru. Salah satu buku yang menarik perhatian saya adalah yang berjudul “Guardian Angel, Romantika Membangun Sekolahnya Manusia”. Bukunya cukup tebal, tetapi ukurannya pocket. Karena memuat frasa sekolahnya manusia, saya berpikir jangan-jangan buku ini adalah sekuel dari buku Sekolahnya Manusia dari Munif Chatib. Saya segera mengintip isi buku melalui salah satu buku yang memang disediakan sebagai sampel.
Ternyata saya tidak salah, walau tidak juga sepenuhnya benar. Karena tulisan Munif Chatib dalam buku itu tidak lebih dari lima halaman. Selebihnya adalah tulisan orang-orang yang sama sekali tidak saya kenal, tetapi semua dalam misi yang sama. Yaitu menebarkan semangat membangun sekolahnya manusia. Tentu dengan pengalaman riil mereka menerapkan prinsip Multiple Intelligences, lengkap dengan plus minus dan solusinya.
Pas. Ini buku yang tengah saya cari. Saat itu saya telah rampung membaca buku sekolahnya manusia, tetapi terbentur di lapangan. Saya merasa masih ada yang kurang dalam diri saya, secara pengetahuan maupun praktikal. Buku itu dapat menjawab sebagian pertanyaan saya.
Lalu saya luangkan waktu beberapa jam sehari selama sekitar tiga hari untuk membaca buku itu. Bukannya membosankan, malah semakin menarik. Beberapa kali saya harus mengangguk-angguk, geleng kepala atau malah menitikkan air mata. Pada salah satu halaman bahkan saya menemukan nama Rama Aditya disebutkan sebagai salah satu pengisi acara di Jakarta. Kebetulan saat itu saya baru saja berteman dengan Ramaditya, seorang dosen LP3I Jakarta, blogger, penulis online dan tengah menanti launching novelnya.
Saya bertanya pada Ramaditya apakah benar dia yang ditulis dalam buku itu. Ternyata benar. Saya kemudian tanyakan pula seperti apa pelatihannya. Bagi saya materi inti pelatihan itu saja sudah menarik. Tetapi testimoni dari orang yang pernah berada di forum itu tidak boleh saya lewatkan. Ramaditya memberi support sehingga saya yakin untuk membuat November Wish.
Setelah itu, saya kirim email kepada bapak Munif Chatib. Beberapa hari kemudian email itu dibalas dengan sebuah proposal kegiatan dan formulir pendaftaran. Saya simpan dulu formulir itu, yang segera saya unduh adalah proposalnya. Pertama saya tunjukkan proposal itu pada suami. Seperti biasa, dia adalah pendukung utama saya. Dia tidak pernah melarang mengikuti sebuah pelatihan, bahkan siap dengan support apapun yang saya butuhkan.
Lolos dengan ijin suami, saya kirimkan proposal itu pada staf kurikulum. Dengan respon cepat pula dia mendukung saya. Dia akan langsung teruskan pada kepala kurikulum. Esok harinya, beliau juga dengan mudah saya temui dan mendukung. Bahkan bersedia mengusahakan support dana bila saya perlukan. Saya menolak dana itu untuk sementara, karena saat itu sedang dalam proyek penulisan yang hasilnya lumayan. Hari berikutnya saya menghadap kepala sekolah untuk mengajukan ijin untuk mengikuti kegiatan itu.
Syukurlah, Kepala Sekolah juga mendukung. Apalagi sejak awal saya mengatakan saya berangkat sebagai pribadi, tidak sebagai utusan lembaga manapun. Kepala sekolah memberi ijin, sekaligus meminta agar sebelum berangkat, saya selesaikan semua tugas dan sekembali dari pelatihan agar mau berbagi ilmu dengan rekan-rekan yang lain. Saya sanggupi hal itu.
Maka dengan mantab saya kirimkan formulir pendaftaran pada panitia Guardian Angel. Hari itu juga saya mendapat kiriman email dari panitia GA, yang isinya tulisan bapak Munif Chatib. Salah satu point penting yang saya ambil adalah “Sudah banyak contoh yang mana rizki seorang guru tiba-tiba diguyur oleh Allah SWT dari pintu yang tidak terduga, atau dari akibat guru tersebut terus menerus belajar”.
Allah memang Maha Penyayang. Allah menjawab November wish saya dengan sebuah panggilan dari Dinas Pendidikan Kota Batu bahwa saya adalah salah satu penerima insentif GTT (Guru Tidak Tetap). Dana itu turun tepat satu minggu sebelum jadwal perkuliahan GA. Alhamdulillah. Terima kasih, ya Allah.
Ketika berdiri di depan kelas GA dan juga Bapak Munif Chatib untuk memperkenalkan diri, di awal saya katakan bahwa berada di ruangan itu adalah sebuah November wish yang comes true. Saya bersyukur sekali mendapatkan kesempatan ini. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat kepada orang-orang yang senantiasa memberi saya support untuk terus maju. Juga mereka-mereka yang dari hati ingin memajukan pendidikan Indonesia agar Indonesia lebih baik.