Jumat, 25 November 2016

First Flight


Judulnya  agak aneh untuk ukuran manusia jaman sekarang. But, inilah saya. Memang belum pernah, mau bilang apa? He he he. Yang mau ketawa, ini saatnya.

Ceritanya, hari Selasa malam, tanggal 22 November 2016, saya dapat ucapan selamat melalui grup maupun japri dari teman-teman. Heran juga. Ada apa? Tidak sedang ulang tahun, melahirkan, atau peristiwa lainnya.
Ternyata, ucapan selamat itu untuk karya saya yang terpilih sebagai salah satu dari 200 finalis  Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2016. Fyi, ada 3.285 orang yang mengirimkan naskah. Lebih heboh lagi karena dari kota kami hanya satu orang saja.
Perasaan pertama, jujur saja: "HOROR". Sebab ini akan jadi kali kedua saya ke Jakarta. Sedangkan kali pertama ke Jakarta sudah menemukan betapa tidak ramahnya sisi Jakarta yang saat itu saya datangi. Hmmph. Tetapi kita kan sebaiknya nggak jadi orang yang terus-menerus terpaku pada masa lalu. Pandanglah ke depan. Jalan saja. Jika perlu berlari.
So, dapatlah tiket pesawat.
Saya tiba di bandara Abdul Rahman Saleh, Malang jam 5.30. Bukan karena pesawatnya jam 6 pagi, tetapi karena yang ngantar bisanya sepagi itu. Dan karena saya ini kan anak kesayangan, jadi beliau tidak rela saya diantar orang lain.
Kebayang nggak sih, nervousnya. Dari jam 5.30 sampai take off jam 8.30, ada kali saya 7 kali ke toilet. Padahal juga tidak minum sejak pagi. *tutup muka pakai selimut
Saat sudah di pesawat, rasanya ingin keluar lagi aja. Naik bis. Tetapi 15 jam dengan bayar lagi atau lawan 1 jam 15 menit yang sudah terbayar, tentu lebih bijak untuk menenangkan diri.
Getaran pesawat sampai rasa mual saat take off sudah membayang. Tetapi ....
Ternyata tidak seheboh itu  saudara-saudara.
So, saya berusaha tetap terjaga sepanjang perjalanan, untuk mengetahui seperti apa penampakan awan dari atas sana, getaran tipis ketika pesawat menembus awan, sensasi ketika pesawat miring, sampai getaran ketika landing.
Alhamdulillah, tiba juga di Bandara Sukarno Hatta. Sudah disambut kawan lama, pula.