Senin, 20 Juni 2016

SE 2016 SESI 3

Profesi tambahan saya sebagai guru,ternyata sama sekali tidak menjamin saya akan bebas dari rasa nervous, bingung memulai dan tidak yakin dengan segala ilmu yang telah saya pelajari selama pelatihan.  Bahkan menjadi peraih nilai tertinggi di kelas sayapun bukan jaminan saya tidak lupa dengan segala SOP.
Tetapi tanggung jawab tetap harus dikerjakan. Jadi berangkatlah saya pada tanggal 1 Mei 2016 menuju rumah paling pojok barat daya di segmen pertama. Saya mengenakan rompi, memasang ID resmi, membawa tas penuh berisi perangkat perang dan bersepatu. Itu standar yang kami harus lakukan. Tambahannya, dua bidadari saya ikut serta. Alasannya, ingin tahu bagaimana sebuah sensus dikerjakan. Baca: bagaimana ibuku bekerja dalam sensus ini.
Rumah pertama, ukurannya cukup besar. Tetapi ternyata penghuninya hanya seorang manula dan dirawat oleh orang yang menemui saya. Tidak ada usaha di situ, jadi pertemuan berlangsung singkat dan kami bisa segera pamit. Tetapi, belum 10 meter meninggalkan gerbang, saya teringat sesuatu.
SAYA BELUM MEMASANG STIKER!

Itu masalah krusial, karena saya memilih tidak perlu memutari ulang semua blok yang saya kerjakan. Jadi sekali jalan, beres.
So, satu rumah selesai. Berikutnya, sebuah toko. Kalau yang ini, saya kenal semua penghuninya. Jadi dengan tangan terbuka saya disambut, dijawab dan bahkan anak-anak dikasih kue. Rejeki anak solihah.
Rumah-rumah berikutnya? Masalah-masalah berikutnya?

Sabar ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar