Rabu, 29 Juni 2016

SE 2016 SESI 4

Yess, beberapa hari internet saya menolak koneksi dengan komputer. Jadi, selagi bisa, mungkin akan langsung posting beberapa seri.

Sebelumnya, saya menyebutkan pilihan untuk sekali jalan langsung beres. For your information, ada teman yang memilih nyensus dulu, stiker belakangan. Memang aman, tetapi juga jadi muter dua kali. Itu masalah pilihan saja. Semua dengan plus dan minus masing-masing.
So, saya mulai mendatangi satu demi satu rumah tetangga saya. (Syukurlah, saya dapat tempat tugas di sekitar tempat tinggal saya saja.) Yang kenal, menyambut saya dengan senang hati. Yang tidak kenal, macam-macam.
Kira-kira di rumah ke 20, sebuah rumah yang sering berganti-ganti penghuni, saya dapat kejutan.
Saat datang ke sana, saya sendirian. Waktu juga sore-sore segar. Matahari jam 5 sudah mulai jingga.
Saya menyapa seorang ibu yang sedang menyapu di halaman rumah itu. Ketika melihat saya, beliau langsung bertampang panik.
“Maaf, mbak. Saya tidak punya uang. Sungguh.”
What? Dikira saya ini sales apa gitu? Atau petugas penarik iuran apalah? He he he.
Tetapi ini sudah diwarning sama Inda saya. Jadi tetap pasang senyum (walau dalam hati bilang OMG), ajak salaman, jelaskan maksud kita, tunjukkan surat tugas dan buat sederhana. (yang terakhir ini versi saya, melihat beliau nampaknya sudah cukup sepuh.)
Meski dari rumah itu hanya dapat nama, tetapi sukses lah. Setidaknya saat saya pamit, beliau melepas saya dengan senyum. Walau ini responden pertama yang su’udhon sama saya, tapi kan ya tetap responden. Harus dihadapi.
Jadi mikir. Apa sih yang salah dengan penampakan saya?

Apa ada masalah dengan penampilan? Next ya.

Bagaimana menurut kalian?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar